Sunday, May 14, 2017

Anak-Anak Kecil Polos Ini Khotmil Qur'an




Lereng Gunung Slamet, Rabuk Baseh ,6 Mei 2017

Anak-anak balita polos itu melantunkan ayat-ayat Illahi dengan ejaan huruf 'r' yang belum fasih dalam acara Khotmil Qur'an TPQ Madrasah Dhiniyah Allmutaqien Shidiq Rabuk, Baseh Kedungbanteng Banyumas. Kepala Madrasyah, Abdullah Masykur memandu sendiri acara tersebut disaksikan semua wali murid sebagai orang tua yang dengan haru dan menitikan air mata menyaksikan anaknya sudah pandai membaca All-Qur'an yang sebelumnya tak pernah didapat dirumahnya.

Sebuah kampung yang terdampar di lereng Gunung Slamet, tak lagi sunyi. Bila dibandingkan dekade tahun yang lalu dimana saat itu belum terjangkau listrik dan jalanpun belum beraspal. Kini kampung yang merupakan sebuah dusun bagian dari desa Baseh itu sudah ramai. Jaringan listrik yang sudah dapat dinikmati dan infrastruktur jalan yang sudah beraspal dari jenis hotmik selebar 6 meter telah merubah suasana dusun menjadi tidak kalah dengan suasana kota. Lampu-lampu dengan terang menerangi setiap sudut dusun. Kendaraan hilir mudik silih berganti. Begitu mudahnya penduduk dusun itu bepergian ke kota dan penduduk kota yang datang ke desa semakin menipiskan batas antara orang kota dengan orang desa.

Dulu, orang dusun sering dicap oleh orang kota (penduduk kota) sebagai warga kampungan, sekarang cap itu sudah tak ada lagi. Sekarang banyak orang dusun yang sudah perpengalaman, berpendidikan tinggi dan mengenal kebudayaan yang tidak kalah dengan orang kota, bahkan ada yang melebihi.

Tingkat kemajuanpun tidak lepas dari dampak posirif dan negatif. Antenar kota yang banyak berdatangan ke desa tidak jarang membawa pengaruh pada penduduk desa yang sebelumnya lugu menjadi bertingkah kekota-kotaan, mereka terkontaminasi adat perkotaan yang sebetulnya menurut tatanan adat kampung sudah melanggar. Orang desa yang dibungkus oleh norma-norma kedesaan seakan terkoyak. Semua itu karena jangkauan informasi yang mudah dijangkau jarak yang jauh bukan hambatan untuk meresap.

Anak desa banyak yang sudah tidak lugu lagi, satu demi satu terbawa arus oleh majunya jaman. Pembangunan desa yang digalakan, sering salah sasaran.

Sebuah pembenaha perlu dilakukan. Anak-anak harus dididik dengan baik agar tidak terjerumus dalam kesesatan.

Dalam rangka itu semua, pendidikan keagamaan sebagai penyelaras akhlak yang terpenting harus digalakan. Sebuah sekolah yang mempelajari tuntunan agamapun didirikan. Seperti berdirinya sebuah Taman Pendidikan Alqur'an (TPQ)  yang setiap tahunnya menghasilkan anak-anak yang mengerti tuntunan daripada tontonan.  Seperti pada malam ini, Malam Khotmil  Qur'an, Madrashah Almutaqim Sidik.

Yang menarik perhatian dari acara ini adalah khotmil Quran dengan pesertanya merupakan anak-anak balita. Dengan suara kecilnya mereka melantunkan ayat-ayat suci atau khataman.

Mungkin hanya ini satu-satunya harapan di jaman kemajuan dahsyat ini generasi mendatang untuk tetap punya akhlak.                             

Tak terlepas dari itu semua kita diingatkan dimana sebagai Kepala Madrasyah, Bpk. Masykur yang dibantu oleh beberapa tenaga pengajar yang semua dalam kebijaksanaanya tak jarang sering dilihat sebelah mata, meski ada peraturan sejumlah pembayaran demi operasional, sering hal itu tidak dilakukan, tapi dia tetap tegar. Dia yakin jalan lain masih ada ,bahkan iapun tetap memberi honor kepada guru-guru pengajar dibawah pimpinannya tanpa mengandalkan uang yang dibayarkan dari murid-muridnya.

Pada suatu ketika ia mendapati murid yang tidak mampu, dan katanya " Kalau kamu tidak punya uang teruslah belajar di Madrasyah ini, jangan berhenti, jangan pikirkan soal bayaran itu"

Dia memang bukan malaikat yang tanpa kesalahan tapi apa yang dibuktiakan dalam acara Khotmil Qur'an itu setidaknya orang  tua mereka jadi sadar, bahwa bisa jadi merekalah yang akan menyelamatkan kita di akhirat nanti, karena hidup yang didasari agama sejak dini, meski hidup dalam banyak kekeliruan pada akhirnya setelah tua akan kembali kejalan agama." Katanya juga dalam sambutannya selaku Pengasuh Madrasyah.

Tuesday, May 2, 2017

Indahnya Lereng Gunung Slamet Iring Selatan


Dulu daerah ini hutan belantara. Namun tak jauh dari daerah itu ada juga perkampungan yang sangat terisolir. Satu diantaranya kampung Cibun, namanya. Tak ada akses jalan untuk kendaraan, juga jaringan listrik. Mereka juga terkurung oleh sungai Logawa yang airnya mengalir deras dan penuh batu.Tak mudah untuk menyeberangnya. Jika harus menyeberang , mereka hanya bisa melakukannya dengan merangkai batang bambu yang disusun dan dikaitkan dari tepi sungai ketepi sungai yang lain dengan sangat sederhana dan penuh resiko. Tak jarang orang harus kehilangan nyawa karena hanyut.

Keindahan  dan keasrian lereng gunung dan penduduk kampung yang bersahaja terlewatkan begitu saja. Keindahan itu terus tersembunyi dari waktu ke waktu, sampai pada suatu ketika kisah haru terjadi.

Penduduk desa yang lugu bahkan sekolah sd saja banyak yang tidak tamat, tapi kesadarannya melebihi dari profesor menurutku. Bayangkan, dengan kebersamaan dan kekompakan yang manis mereka rela urunan (mengumpulkan) uang dari harta pribadinya dan setelah terkumpul uang itu dibelikannya tanah sejauh dari kampung mereka tinggal menuju jalan raya yang berada di desa lain, sebelum mereka kemudian dengan gotong royong membangun jalan tersebut berikut jembatannya.

Hasil jerih payah merekapun tak sia-sia. Jalan yang membentang dan jembata gantung berwarna merah anggun itupun benar-benar tercipta.Seakan peristiwa itu titik awal bagi mereka mengenal dunia luar dan sebaliknya adalah titik awal dunia luar mengenal mereka.

Itu dulu sejarahnya. Tapi kini kampung itu sudah layaknya lokawisata dan lampu -lampu penerangan listri seperti cahaya lampu divila-vila bila dilihat ketika malam dari kampung seberang, Rabuk

Perkembangan jaman terus mengubah keadaan hingga sekarang. Indahnya lereng Gunung Slamet yang sekian lama seakan tetutup awan kini lebar tersibak. Sebuah jalan raya selebar 6 meter kini telah dibangun melewatinya. Anda bisa dengan mudah berkeliling kesana, berangkat dari kota Purwokerto lewat Karang Lewas lalu masuk desa Sunyalangu. Dari situlah petualangan anda dimulai.

Tak jauh dari kampung Cibun, anda akan memasuki sebuah daerah yang namanya Pondok Rau,sebuah dataran yang bertanamkan pohon-pohan pinus yang rindang. Rasakan sejuknya oleh hempasan angin spoi-spoi. Disitu tak ada polusi. Melihat keatas barat nampak gunung Cokol yang tak lagi keluar asapnya. Melihat ke selatan bawah tampak kota Purwokerto dengan cahaya lampu-lampunya bagaikan bintang-bintang dilangit bagian bawah bila dilihat dimalam hari. Disitu juga bagus untuk bercamping.

Teruslah perjalanan, akan terlewati sebuah sungai yang namanya Kali Arus, lalu masuk daerah namanya Batulaya. Disitu ada sebuah Tabet atau sebuah makam keramat, disitu kadang dijumpai orang bersemedi dengan didepannya tergeletak dupa dengan mulut komat kamit entah apa yang ia baca atau anda juga bisa bergabung jika anda tahu akan hal-hal begituan, tapi tentunya jangan lupa minta ijin dulu sama pak kunci Pak Sobari ,namanya.

Turun sedikit tak jauh masuk desa Semaya.lalu masuk Mount of Fun sebuah lokawisata, disitulah gunung dimana anda bisa bersenang-senang sesuai dengan namanya.

Kolam renang air hulu sungai Logawa yang jernih lengkap dengan perosotannya anda bisa meluncur dan tejun dengan gembira. Jika anda lapar , anda bisa singgah disatu-satunya warung yang ada ditempat itu dengan menu lokalnya seperti, mendoan, sega lemeng, minumannya kelapa muda dan bedeg, semuanya diambil dari alam murni.

Setlah cukup beristirahat, meskipun lumayan jauh, tak lengkap rasanya jika anda tidak singgah juga ketempat ini.yaitu air terjun yang sangat indah Curug Gomblang, namanya. Yang beda dari keindahan air terjun ini dibanding dengan tempat lainnya adalah airnya yang jatuh menukik hingga menghempaskan daun-daun pepohonan membuatnya mereka selalu bergerak-gerak seakan melambaikan tangan menyapa. Jika anda tidak membawa jaket tebal anda bisa membuat perapian disini karena biasanya penjaga sudah menyediakan kayu bakar sebagai suluhnya. Memutar saja melingkari perapian menyanyi sambil bertepuk tangan, hingga haripun semakin senja dan matahari mulai tenggelam diatas bukit.

Jangan kewatir, meski hari beranjak malam, perjalanan anda akan berakhir disebuah lokawisata bertarap internasional, disitulah Baturaden tempat hotel-hotel berbintang dan segala fasilitas untuk menginap untuk kemudian berangkat pulang keesokan harinya.

Begitu sekelumit cerita tentang Gunung Slamet Iring Selatan. Sebetulnya masih banyak singgahan lain yang tak kalah menarik, tapi belum bisa kuceritakan sekarang, mungkin lain kali, tunggu saja cerita berikutnya, ikuti saya, ya !  Salam.


Thursday, April 6, 2017

Mas Kusno Inspirasi Berbuat Baik saja itu Investasi

Berkaca pada Mas Kusno yang hidupnya dicurahkan sebagai relawan, yaitu bekerja untuk kepentingan sosial tanpa mendapat upah atau gaji dari yang dikerjakannya . Pria kelahiran Baseh, Kedungbanteng, Banyumas ini sempat tamat dibangku SMU terfaforit dikotanya yaitu SMU 1 Purwokerto, dia mendapatkan pelajar
an tentang lingkungan hidup.

Berawal dari lingkungan dimana tempat dia tinggal sebuah daerah yang berbatasan hutan, lereng Gunung Slamet,  melihat hutan yang semakin gundul ditebangi oleh orang yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan pribadi dengan dampak yang jelas merugikan masyarakat sekitar secara keseluruhan, ia tidak tinggal diam, bermodal idealisme, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki ia terpanggil ikut andil menyelamatkannya.

Ia membaur ditengah-tengah mereka, menyadarkan, memberikan gagasan, memberi contoh dan mengerjakannya. Sampai akhirnya penebangan liar, pencurian dan pengrusakan hutan bisa dibendung. Setelah hal baik itu diketahui juga oleh otoritas perhutani setempat, dirangkulah dia dan terciptalah kerja sama.

Kini hutan tidak sekedar aman, tapi mendapatkan peremajaan secara berkala atau reboisasi. Setidaknya hilanglah kekewatiran akan ancaman tanah longsor atau banjir bandang yang mengerikan.

Apa yang dilakukan oleh Mas Kusnopun tidak luput dari perhatian dunia luar, luar kabupaten, luar propinsi bahkan luar negeri,  seorang dari Berlin pernah berkomentar pada sebuah tulisan tentang apa yang dia lakukan, dia bilang " Kenapa anda lakukan itu?"
Tapi lebih pedas lagi pertanyaanku kali, ketika aku ketemu dia. Suatu pagi ia datang kepadaku minta aku perbaiki henponnya yang rusak.

Mas Kusno  : ( Menyodorkan sebungkus ji sam su yang masih penuh) "merokok !"

Aku  : "Anda bukan orang gajian, anda punya anak kuliah, ada yang diSMU, di SD, tapi anda juga bisa bangun rumah, sementara aku yang pekerja keras masih terlambat membeli rokok di pagi yang rada siang ini"

Mas Kusno  melotot diam memandangku sejurus sepertinya bingung dengan kalimatku yang spontan itu. Untung aku masih punya satu bungkus kopi, lebih baik ku seduh cepat-cepat untuk mengalihkan perhatian itu.

Mas Kusno : " Tuhan tidak tidur, tak sepercikpun perbuatan baik yang lewat dari berkatnya kepada hambanya yang yakin"
( menyodorkan sebuah surat yang menyatakan seseorang baru saja mentransfer uang dua juta rupiah pada dirinya)

Penasaran juga, aku seperti memaksa harus tahu uang apa itu. Akhirnya iapun memberi tahu bahwa uang itu dikirim dari orang yang baru-baru ini mengundang dia untuk bicara didepan sebuah forum sebagai motivator sekaligus inspirator tentang  kiprah dirinya yang nekat itu, kalau tak mau dikatakan gila untuk jaman sekarang yang apa-apa duit ini.

Aku  : "Ya, sekarang aku tahu apa maksud yang anda katakan, kemarin anda membagi-bagikan benih pohon kalbasiah kepada petani dengan cuma-cuma, apakah itu satu diantaranya?. Diantara keikhlasan itu?

Mas Kusno : "Ya ,lakukanlah dengan itu,dan yakinlah . Bukankah anda tahu tak ada orang jadi sengsara dan melarat karena sodaqoh."

Masya Allah, dari pengalaman Mas Kusno itu bisa kita tarik kesimpulan, ternyata Kebaikan itu juga investasi bahkan hasilnya adalah lebih syah dan halal.

Wednesday, March 1, 2017

Nasib Burung Kecil Si Pleci Lereng Gunung Slamet


Anda mungkin kenal burung kecil berwarna hijau dengan garis putih melingkar sekeliling bola mata yang dikampungku di lereng gunung Slamet lebih dikenal dengan nama Precit, sekarang di kenal dengan nama Pleci. Tweeter burung kecil mungil nan imut-imut mencicit bersaut-sautan terdengar dari mulai pagi menjelang  bersama datangnya sinar mentari hingga petang kini nyaris tiada lagi.

Seiring peradaban manusia berkembang, sikecil imut yang dulu hidup berdampingan menunaikan tugasnya mewarnai  bumi kini seperti telah menghadapi pembantaian.

Burung  berkaca mata yang dulu diabaikan, tiba-tiba menebar pesona para pencinta burung. Hampir secara umum dan global binatang itu digemari oleh pencinta burung di seantero Indonesia. Sekitar tahun 2014 burung-burung itu mulai diburu sehingga mendorong para pemikat burung untuk memikatnya dalam jumlah banyak dan diperjual belikan.

Kelebihan dan keunikan burung yang tak sengaja diketahui mempunyai kepintaran meniru suara burung yang lainnya, membuat kebanggaan sendiri bagi pelatih atau pemliknya. Hal itu dibuktikan dengan perolehan prestasi setelah burung tersebut dilombakan disebuah kontes dan yuri menilainya dan menang.

Jika sudah begitu, burung yang harga baru tangkapnya paling berkisar 30 ribuan bisa melonjak jutaan, puluhan juta bahkan ratusan juta. Budaya kontes-kontesan burung juga tak bisa dilepaskan dari fenomena tersebut. Hal itu sudah menjadi trend baru di semua pelosok negri dan penggemarnya adalah dari semua kalangan, anak muda, orang tua, laki-laki dan perempuan.

Benar-benar burung yang patut untuk disayangi. Tapi bagaimana jika rasa sayang itu membuat mereka punah? Sayang, kan. Kini dihabitatnya tak lagi bisa dilihat koloni mereka menyanyi diatas dahan pohon kalbasiah, membuat sarang, dan berkembang meneruskan keturunannya.

Kini mereka di dalam sangkar emas, minum madu dan susu ,tapi bahagiakah untuk jauh dari kekasih, istri, anak  dan teman-temannya, karena binatang ini adalah binatang kolonial yang tak bisa hidup dalam kesendirian.

Dalam kontes, mungkin ia menyanyi tapi mungkin juga ia meronta atau jika manusia tahu bahasanya, mungkin mereka tak ubahnya bagai burung dalam sangkar, sungguh nasibmu malang benar, tapi tak seorangpun ambil tahu luka dan lara dihatimu....seperti yang dikutif dalam sebuah lagu yang begitu sering kita dengar itu. Atau satu kalimat pesan buat om, mas, pak  mba pencinta Pleci, "Jika engkau sayang padanya , lepaskan dia" biarlah mereka tetap menjadi bagian dari alam, jangan dia harus menjadi korban dari sebuah hoby dan hiburan.

Thursday, December 22, 2016

5 Tips Ajaib Menjinakan Kucing


Apakah anda penyayang binatang ? Jika anda termasuk didalamnya, memelihara binatang pasti menjadi sesuatu hal yang sangat menyenangkan. Seseorang penyayang binatang lebih dari memelihara binatang. Ia memandangnya lebih dari aspek komersial semata, tapi akan cenderung sebagai hobby atau dalam bahasa populernya adalah kelangenan. Dia akan memperlakukannya lebih dari sebagai teman bahkan orang yang disayanginya.

Mereka tidak akan memelihara kambing ternak, ayam ternak, bebek ternak yang di upayakan beranak pinak dengan maksud untuk dijual sebagai penghasilan, tapi mereka akan cenderung memelihara binatang piaraan yang kita tahu sebagai binatang pet. Binatang pet itu bisa binatang apa saja, tapi biasanya dia punya kecerdasan tertentu, seperti mampu mengenal pemiliknya, mampu menerima pelatihan-pelatihan untuk melakukan sesuatu dan patuh pada tuannya, sehingga dapat menjadi teman bahkan sering sebagai anak.

Binatang pada tingkat kecerdasan tinggi telah terbukti melakukan itu. Diantara binatang- binatang dalam kategori cerdas yang paling kita kenal itu adalah anjing. Sudah tidak diragukan lagi baik tingkat kepatuhan, kesetiaan dan kemampuannya mengenal majikan atau pemiliknya. Tapi bagi Muslim kurang cocok memelihara anjing karena ada aturan-aturan tertentu yang membatasi kedekatannya.

Tapi jangan kewatir bagi Muslim penyayang binatang, masih banyak binatang lain yang tak kalah cerdas dan menyenangkan untuk kita piara, masih ada kucing, kera, simpanse, gorila, lutung,  harimau,lingsang, berang-berang, garangan, burung elang, burung hantu, beruang, tupai, suger glider dan lain-lain. Bahkan akhir-akhir ini binatang luak sudah masuk binatang kesayangan yang kian ngetren di Nusantara, negeri kaya satwa ini.

Untuk mengurangi kegalauan, kali ini saya akan berbagi tip cara melatih binatang. Untuk pertama, saya ambil binatang kucing domestik, bukan kucing persia, kenapa?, disamping harganya mahal, juga saya belum pernah mempunyainya.

Berikut tips ajaib membuat Kucing mengikuti kita,
1. Cari kucing dimana saja. Dari pojok tempat sampah, puing bangunan atau kucing tetangga yang diusir yang penting masih anakan (belum dewasa).

2. Mandikan dan bersihkan pakai sampo. Langkah ini disamping untuk bersih yang terpenting adalah menurunkan suhu tubuh. Tidak tahu proses kimia apa yqng terjadi disana, setiap binatang yang suhu tubuhnya didinginkan secara mendadak akan cenderung jinak dan taat.

3. Keringkan bulu dan tubuhnya pakai hairdrier, kalau tidak ada boleh pakai handuk. Jika kebetulan anda mau tidur siang, tidurkan dia disisi anda.

4. Genggamlah makanan yang paling disukai, saya gunakan ikan-ikan kecil. Saat dia bangun dan sok pasti lapar, panggil namanya dan jatuhkan satu ekor didepannya. Biarkan ia memakannya dengan lahap. Setelah habis dia masih merasa kurang dan akan mengendus mencari-cari. Sementara itu jatuhkan satu ekor ikan lagi dijarak yang lebih jauh, setengah meter didepannya. Biarkan ia berhasil meraihnya lagi dan menikmatinya. Setelah ikan yang keduapun habis, jatuhkan satu ekor ikan lagi dijarak yang lebih jauh lagi, dua meter didepan setelah sehelumnya jangan lupa panggil namanya terlebih dahulu. Setelah penyantapan selesai, lakukan ulang hal seperti sebelumnya tapi dengan jarak lebih jauh dua meter, dan terus lakukan hingga keluar rumah, ke taman , kejalan, putar-putar kampung hingga menuju balik ke rumah  di tempat semula memulainya.
Setelah di rumah, peganglah dan elus-elus dengan lembut dan jangan lupa memanggil dengan nama yang telah anda berikan.

5. Ulangi langkah nomor 4 selama 7 hari dengan konsisten. Setelah 7hari, panggil dia dengan catatan anda masih menyiapkan ikan digenggaman tangan, tapi jangan dulu jatuhkan. Keluarlah anda dari rumah dengan terus panggil namanya. Dia akan mengikuti langkah anda tanpa anda menjatuhkan makanan sampai dia berhenti (mogok). Dan saat dia mogok itulah jatuhkan kembali makanan favoritnya dan biarkan memakannya ditempat. 
Setelah selesai makan, kembali panggil namanya dan kembali ajak jalan. Lakukan hal itu terus-menerus sampai tanpa anda repot lagi dengan makanan digenggaman dan kucing selalu setia mengikuti anda pergi seperti yang dilakukan anjing pada umumnya.
Mau? Selamat mencoba.

Monday, December 5, 2016

Sakitnya Putus Cinta Dan Cara Mengobatinya



Satu bait puisi ini ditulis oleh seorang anak laki-laki yang sedang galau,

"mendung menutup birunya langit
detak suara ngilu kian  terdengar ketika kau mulai melangkah menuju semak berduri...

air mata hanya mampu memandang sebatas tikungan jalan, sebelum akhirnya kau menghilang,
mengantarmu dalam rasa yang tak ku mengerti,

hari ini kau adalah ribuan pelita yang mengacokan malam,
yang meninggalkan jejak srigala mengancam garang,

tapi kau hanya tersenyum, menatapku seolah menganggap perpisahan bukan apa-apa,
kau terus melangkah setelah melewati semak itu,

menuju gurun panas.....
kau bahkan tak menyadari mataku mengawasimu menuntunmu menuju kebahagiaan yang pernah tercipta,

kau tetap berlari.....dan terus berlari,
setiap langkahmu adalah luka yang menangis,

inikah rasanya diputus cinta ?



Membaca kata putus cinta memang kayaknya naif, ya, Tapi anda tetap membacanya, dalam hati anda mengatakan ini aku banget. Jika benar anda mengatakan begitu, anda adalah manusia, aku tak yakin bukan manusia punya rasa itu.

Dan ketika pada suatu hari pacar anak laki-laki yang hanya dia dunia dan hidup ini menjadi berarti tanpa sebab yang pasti minta putus apa yang dia  rasakan, lalu apa artinya hidup ini, jadinya"

Sering perpisahan itu datang bak petir disiang hari, hati terasa hangus hancur berkeping-keping, tak kuasa menahan kepergian walau sedetikpun, ia ingin secepatnya menghilang dari hadapan kita. Ia telah menyusun hal baru yang ia persiapkan sebelum akhirnya mengambil keputusan dan yang ditinggalkan adalah sebaliknya, jangankan persiapan, membayangkannyapun tak pernah. Tak adil, tapi itu yang terjadi.

Kini hidup anak laki-laki itu sudah hampa, gairahpun musnah, nafsu makan, nafsu bermain dan semua keinginan sirna, duduk lemas disudut kamar tak berdaya.

Dan itu adalah sakit. Tapi itu alamiah. Bahkan itu adalah romatika. Tapi juga bisa jadi malapetaka manakala manusia tak mampu menghadapinya.

Penyakit hati itu lebih sakit dari penyakit fisik. Bukannya  sering terjadi orang lebih memilih mati bunuh diri karena cinta. Tapi separah apapun sakit fisik tak pernah didapati orang memilih mati bunuh diri karena penyakit.
Tapi tak jarang dari sakit hati orang mencapai kesuksesan.

Wiliem Sakespier pernah mengatakan " Kalau tak putus cinta dia tak mengarang Romeo dan Yuliet "

Jika saatnya hal itu menimpa pada giliran kita, jangan panik dan tak usah juga panggil dukun. Lebih baik peristiwa alamiah hadapi juga dengan alamiah. Caranya? Sebelumnya kita ikuti dulu cerita laki-laki yang sedang galau tadi.

Lalu biarkan itu terjadi. Detik demi detik, jam demi jam dan hari demi hari. Nikmati saja penderitaan.

Dihari yang ke tiga, anak laki- laki itu mulai terasa lapar karena tiga hari tidak makan.

Dia mencoba berhayal menikmati makanan kesukaannya dan itu menarik sekali, lalu pikirannya berubah untuk segera hengkang dari kamar, kali ini hanya satu yang di pikirkan, mencari makan .

Nikmatnya makan, membuat anak laki-laki itu mulai sadar ternyata bahagia itu juga bisa didapatkan dari sebuah perbuatan yang namanya  "makan. "

Ditengah asyiknya menikmati makanan, seorang gadis menghampiri, ternyata dia seorang sales yang memberanikan diri menawarkan dagangannya.

Tapi entah ada apa dengan barang yang ditawarkan tiba- tiba menjadi pembicaraan yang mengasikan dan ia pun tenggelam dalam perbincangan yang pada akhirnya terjadi cinta pada pandangan pertama. Dan karena cinta itu indah maka muncul kesadaran selanjutnya " ternyata keindahan itu bukan hanya terdapat pada pacarnya yang begitu kejam meninggalkannya, dan gadis ini bahkan lebih menyenangkan" kata hatinya.

Hari terus berlalu,  keakraban dengan sales itu telah berkembang menjadi cinta.

Dan merekapun jalan-jalan kesebuah tempat yang indah, sebuah air terjun di daerah Purwokerto yaitu Air Terjun Gomblang.

Dan saat kembali ditanya, masihkah sakit di putus cinta?
Dia bilang ' Sudah Lupa"

Dan kini baru yang sadar penulisnya, setelah panjang lebar cerita ternyata kesimpulannya teramat sederhana, sudah begitu klasik, lagi. Putus Cinta Cari Lagi.